Wednesday, August 19, 2020

ORGANISASI PELAJAR PESANTREN MANAHIJUSSADAT (OPPM) SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER

ORGANISASI PELAJAR PESANTREN MANAHIJUSSADAT (OPPM) SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER

Oleh Eef Alimudin

Bagi saya Pondok pesantren adalah laboratorium yg membentuk manusia agar menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berpegang teguh pada ajaran Islam. Meski sebenarnya awal saya masuk pondok pesantren, tidak banyak yang saya harapkan,saya tidak terfikir untuk menjadi kyai ataupun pendakwah, saya juga tidak terfikir masukpondok agar hafal Al-Qur'an atau hafal banyak hadits. 

Adapun yang menjadi alasan saya memutuskan untuk mau masuk pondok pesantren adalah karena melihat sarana olahraganya. Itu adalah alasan saya, dan saya yakin ratusan santri yang masuk ke pondok pesantren pun mempunyai banyakan alasan yang berbeda. Walaupun pintu alasan setiap calon santri berbeda, saat menjadi santri kita memiliki pola yang sama, kegiatan yang sama, karena kita dibentuk untuk tujuan yang sama, seperti yang  saya sebut di atas,  yaitu menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berpegang teguh pada ajaran islam.


Berbicara pembentukan karakter, di pondok banyak sekali kegiatan yang secara sadar atau tidak kita sadari membentuk karakter kita sehingga saat lulus nanti kita mampu bersaing baik secara skill maupun pemikiran. Kaerna kegiatan di pondok mengasah semua jenis kecerdasan manusia, yang di antara kecerdasan itu adalah : Kecerdasan linguistik, logika, musical, interpersonal, intrapersonal, spasial, natural, kinestetik, spiritual dan action. Untuk penjelasan Kecerdasan-kecerdasan itu dan juga keterkaitannya dengan kegiatan pondok saya akan bahas pada tulisan majalah Sabrina edisi selanjutnya.

OPPM adalah masa yang paling membentuk karakter diri saya. Why?, jawabannya akan sy ceritakan dengan kisah saya agar lebih mudah dipahami. Setiap santri pasti akan mendapatkan masa untuk diberi amanah untuk mengatur segala lini kehidupan santri, ya, itulah OPPM. Tepatnya, tahun 2011 saat itu saya kelas lima saya diberikan amanah untuk menjadi Ketua OPPM rangkap bagian bahasa. Detik itu juga saya tak lagi boleh hanya memikirkan diri sendiri. Saya harus peduli dan memikirkan diri sendiri, santri, anggota pengurus OPPM, juga memikirkan pondok.


Dengan itu, tentu aktivitas dalam keseharian kita lebih padat, mulai dari pagi kita membangunkan santri untuk sholat subuh, mangatur jalannya muhadatsah, mengontrol agar santri semua berangkat sekolah, mengontrol agar santri berbahasa arab atau Inggris, mengatur pengambilan makan, kita sendiripun harus sekolah, usai itu mengadakan muhadoroh, tasjiullugoh, pembagian bulis, membentuk club-club (club bahasa, club perpustakaan, dll), Rapat pengurus, konsultasi ke pimpinan, dan tugas lainnya. Hal itu saya lakukan setiap hari sehingga hal itu tertanam dalam alam bawah sadar saya, yang akhirnya saat setelah lulus, saya terbiasa dengan banyaknya aktivitas.

Keseharian saya di masa perkuliahan pun juga padat, 1 hari saya bisa mengerjakan banyak hal, pagi saya berwirausaha, kuliah, kegiatan organisasi, sore ngajar les, malam kuliah lagi, rapat, di hari libur saya ambil freelance, diskusi, pelatihan, seminar, event, MC, dan lain-lain. Sebanyak kegiatan itu bisa saya kerjakan karena sudah terbiasa mengerjakan banyak hal di pondok khususnya masa-masa menjadi OPPM, dan yang terpenting semua kegiatan itu bisa saya kerjakan dengan penuh tanggung jawab, lagi-lagi karena saat masa OPPM kita di bentuk menjadi pengurus yang bertanggung jawab.

Finally, sebenarnya kita harus tahu manfaat dari semua apa yang kita kerjakan, santri harus sadar manfaat muhadoroh, karena di luar sana menjadi MC acara atau nikahan bisa dibayar mahal hanya beberapa jam. Pengurus OPPM dan KGP harus sadar manfaat mengatur Panggung Gembira, Lomba-lomba, drama competition dan lainnya. Karena di luar sana menjadi pengatur acara (seminar, konser, dan lain-lain) bisa dibayar mahal dalam 1 hari. Intinya, kita bisa membiasakan diri dan melatih diri di pondok, ambil kesempatan itu dan jangan mau dipecundangi kemalasan, jangan mau dilemahkan konflik, karena konflik di kepengurusan membuat kita tumbuh.

Sadari manfaat dari setiap apa yang akan kita kerjakan, agar kita dapat mengerjakannya dengan penuh semangat dan antusias, dan setiap kegiatan di pondok memiliki banyak manfaat. Lakukan semuanya dengan penuh kesadaran. Semangat santri.  Tulisan ini dari santri untuk santri. Terimakasih, Wassalamualaikum.(*)

 Penulis adalah Ketua OPPM Masa Bakti 2011-2012. Sekarang berkhidmat sebagai  Wirausahawan, publik speaker, MC, teacher, Fasel, dan trainer.

 

No comments:

Post a Comment