Saturday, June 25, 2016

Kapolda Banten (Brigjen Pol. Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si)



Kapolda Banten (Brigjen Pol. Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si)
Pada Peringatan Malam Nuzulul Qur’an 16 Ramadhan 1437 H/2016 M
di Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang Cibadak Kab. Lebak – Banten.
Selasa, 16 Ramadhan 1437 H/21 Juni 2016 M

Masa liburan adalah masa yang ditunggu-tunggu oleh santriwan/santriwati Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang Cibadak Kab. Lebak – Banten. Setelah bergelut dengan ujian baik lisan dan tulisan, hari yang dinanti adalah waktu liburan. Syukur Alhamdulillah liburan untuk tahun pelajaran 2015-2016 di Pondok Pesantren Modern Manahijussadat bertepatan dengan Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1437 H. Libur atau perpulangan ini bertepatan dengan peringatan malam Nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an). Dan untuk mengisi agenda tersebut, Pondok Pesantren Manahijussadat yang dipimpin oleh Drs. KH. Sulaiman Effendi, M.Pd.I mengundang Bapak Kapolda Banten yang baru yaitu Bapak Brigjen Pol. Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si untuk memberikan sambutan/ceramah. Beliau merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989 dan berpengalaman dalam bidang SDM. Syukur Alhamdulillah Bapak Kapolda Banten menyambut antusias dengan undangan tersebut dan berkenan untuk hadir.

Dalam pembukaan peringatan Nuzulul Qur’an, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang Cibadak Kab. Lebak – Banten, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas berkenannya kehadiran Bapak Kapolda Banten beserta jajarannya, juga KH. Kholid Nawawi pimpinan Pondok Pesantren Nur Hidayatulloh Cigeulis Pandeglang, serta para undangan baik dari Polres, Polsek Cibadak, Muspika Kec. Cibadak, dewan guru, santriwan/santiwati juga masyarakat sekitar pondok yang sengaja diundang untuk menghadiri acara tersebut.

Beliau juga menyampaikan kepada Bapak Kapolda Banten khususnya bahwa ada alumni Pondok Pesantren Manahijussadat yang menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia, yaitu Brigadir Dua Pol. Firman, Brigadir Dua Pol. Enjam Jamaludin, dan Brigadir Dua Pol. Talijidu Endraha. Ini merupakan kebanggaan, karena alumni Pondok bisa mengabdi kepada negara menjadi aparat atau anggota Polisi.

Dalam sambutannya, Kapolda Banten berbintang satu dan kelahiran Indramayu Jawa Barat ini menceritakan tentang masa lalu, masa belajarnya. Semasa kecil Beliau belajar agama di masjid-masjid. Jadi tidak memfokuskan masuk ke pesantren.  Selepas SMA, beliau melanjutkan ke Akademi Kepolisian (Akpol), hingga dalam usianya yang baru 49 tahun sudah mencapai level Jenderal bintang satu dan dipercaya mengganti Bapak Brigjen Pol. Drs. Boy Rafli Amar sebagai Kapolda Banten  yang baru pada hari Senin tanggal 25 April 2016 lalu.

Beliau bersyukur pernah dan selalu belajar agama pada waktu kecil, karena beliau tidak tahu kemana akan ditugaskan oleh negara. Dan sekarang alhamdulillah dipercaya memegang pucuk tertinggi di Provinsi Banten yang terkenal agamis masyarakatnya sehingga beliau punya bekal agama dalam menjalankan tugas-tugasnya terutama bila berhadapan langsung dengan tokoh-tokoh khususnya tokoh agama di Provinsi Banten. 

Acara peringatan malam Nuzulul Qur’an di Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang ini juga diisi tausiyah oleh KH. Kholid Nawawi. Pimpinan Pondok Pesantren Nur Hidayatulloh Cigeulis Pandeglang ini memaparkan tentang hikmat ramadhan.  Beliau menjabarkan tiga pembagian bulan ramadhan, 10 hari pertama ramadhan merupakan rahmat. Banyak sekali rahmat yang diturunkan Allah kepada kita. Dan sebaiknya di 10 hari pertama ini kita banyak berdo’a dan beribadah kepada Allah SWT agar setiap hari kita berada dalam rahmat-Nya.  

10 hari kedua merupakan magfiroh. Banyak sekali dosa yang diampunkan bila kita bertaubat. Jadi hendaklah kita memperbanyak sholat malam, berdo’a dan dzikir serta banyak bermuhasabah diri/bertaubat nasuhah.  

Dan 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah penghindaraan diri dari siksa api neraka. Inilah kesempatan kita untuk menyucikan diri kita dan banyak berdo’a agar kita senantiasa dihindarkan dari api neraka. Dan para 10 hari terakhir ini pula terdapat malam lailatul qadr, yaitu malam yang lebih mulia dari seribu bulan (QS. Al-Qadr). Dan bagaimana untuk mendapatkan malam lailatul qadr? Yaitu dengan memperbanyak dan lebih intens ibadah kita, salah satunya adalah dengan itikaf di masjid. Jika kita sudah melewati itu semua insya Allah kita termasuk orang yang selamat.
Menyambut kedatangan Bapak Kapolda Banten Brigjen Pol. Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si
ke Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang Cibadak Kab. Lebak - Banten. 

SANTUNAN IKPM GONTOR CABANG BANTEN



SANTUNAN IKPM GONTOR CABANG BANTEN


IKATAN KELUARGA PONDOK MODERN (IKPM) GONTOR CABANG BANTEN
MEMBERIKAN SANTUNAN ANAK YATIM DI LINGKUNGAN
PONDOK PESANTREN MODERN MANAHIJUSSADAT
SERDANG CIBADAK KAB. LEBAK – BANTEN.
SABTU, 13 RAMADHAN 1437 H/18 JUNI 2016 M

Dalam mengisi ibadah Ramadhan 1437 H / 2016 M, Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor Cabang Banten pada hari Sabtu, tanggal 13 Ramadhan 1437 H atau tanggal 19 Juni 2016 M, mengadakan kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim yang berada di sekitar lingkungan Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang Cibadak Kab. Lebak. Pondok Pesantren Modern Manahijussadat yang dipimpin oleh Drs. KH. Sulaiman Effendi, M.Pd.I merupakan salah satu alumni Pondok Modern Gontor.


Syukur alhamdulillah pemberian santunan ini dipercaya kepada Pondok Pesantren Modern Manahijussadat, dan dengan semangat pimpinan mendata anak yatim yang berada disekitar lingkungan pondok. Adapun pemberian santunan kepada anak yatim sebanyak 70 anak yatim baik yang berada di lingkungan pondok maupun santri Pondok Modern Manahijussadat itu sendiri, dan dihadiri oleh para alumni yang tergabung dalam IKPM Gontor Cabang Banten.


Adapun pemberian santunan dimulai pukul 17.00 WIB dengan dimulai pembacaan ayat suci al Qur’an, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Drs. KH. Sulaiman Effendi, M.Pd.I, yang pada masa khidmat 2010-2013 memangku sebagai Ketua Umum IKPM Gontor Cabang Banten (sekarang sebagai Dewan Majlis Pertimbangan masa khidmat 2014-2017), sekaligus sebagai tuan rumah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan yang diberikan oleh seluruh elemen IKPM Gontor Cabang Banten yang ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan pemberian santunan anak yatim ini.


Selanjutnya sambutan dari Ketua Umum IKPM Gontor Cabang Banten masa khidmat 2014-2017 yaitu Bapak H. Nurkholis Ali, Lc memaparkan tentang latar belakang IKPM khususnya IKPM Gontor Cabang Banten, juga tentang anak yatim dan hikmah Ramadhan.

Monday, June 20, 2016

Mengajar sebelum Sarjana



Mengajar Sebelum Sarjana
Oleh : Ustadz Hasan Asyari, S.Pd.I, M.Pd

Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan selalu berubah guna menuju kesempurnaan, demikian juga undang-undangguru dandosen. Di era tahun 90-an syarat kualifikasi menjadi guru cukup tamatan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD) dan Pendidikan Guru Agama (PGA) di bawah naungan Kementerian Agama yang keduanya sederajat SLTA. Seiring berjalannya waktu Indonesia terus berbenah diri meningkatkan pelayanan dan kualitas pendidikan.  Kebijakan pun berubah bahwa legalitas tenaga pendidik minimal Starata 1 (S1) atau D4 sehingga SPG dan PGA dihilangkan pada 1989. Mulailah berdiri peguruan tinggi di berbagai kota bahkan di daerah sebagai sarana pengantar anak bangsa yang berniat menjadi guru. 
 Seiring kebutuhan Negara akan keberadaan guru yang masih sangat minim, Pondok Modern Gontor yang dipimpin oleh KH Imam Zarkasyi ikut andil menghadirkan calon-calon guru agama dengan kompetensi plus mampu berbahasa Arab dan Inggris dengan system asrama yang pada waktu itu sangat dibutuhkan keberadaannya. Para alumni Gontor tersebut diwajibkan mengabdikan ilmunya di berbagai daerah dengan bermodalkan ilmu dedaktik metodik yang diajarkan di Gontor sejak kelas tiga dan praktek amliyatutadris atau praktik mengajar di ujung proses pendidikan di Gontor. Sistem ini tetap eksis walau kebijakan pemerintah sudah berubah dimana syarat menjadi guru harus sarjana minimal starata 1. Sistem ini tetap berjalan dan berkembang seiring menjamurnya pondok-pondok alumni Gontor yang berdiri di berbagai pelosok tanah air.
Pesantren Manahijussadat yang berdiri sejak tahun  1997 oleh KH. Sulaiman Effendi sebagai pimpinan pondok dan Ustaz Hasan Asy’ari sebagai Direktur TMI tetap eksis mempertahankan kurikulum Tarbiyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (TMI) yang dipadukan dengan kurikulum Kementerian Agama sebagai ciri khas pondok alumni Gontor dalam menghadirkan calon-calon guru yang siap terjun mengabdikan ilmunya di berbagai daerah terutama di pondok-pondok pesantren. Walaupun mereka belum mendapat payung hukum legalitas formal yang diakui oleh pemerintah melalui undang-undang sistem pendidikan Nasional, setidaknya Ponpes Manahijussadat juga ikut andil mengantarkan para alumninya kegerbang kemajuan bangsa melalui pendidikan dengan pengabdian mereka di masysarakat. Meskipun secara payung hukum sistem pendidikan Nasional mereka belum diakui sebagai tenaga pendidik namun faktanya di lapangan mereka sudah mampu mengajar walau belum menyandang gelar sarjana. Ini adalah lebih baik dari pada sudah sarjana tapi belum mengajar apalagi sudah sarjana tapi tidak bisa mengajar.


Penulis adalah Direktur Tarbiyatul Mu’alimin Al-IslaIamiyah (TMI) Ponpes Manahijussadat, Cibadak-Lebak.

Praktik Ceramah



Praktik Ceramah

Santri Kelas 6 Ikuti Ujian Praktik Ceramah



Santri dan santriwati kelas enam Tahun Pelajaran 2015/2016 mengikuti ujian praktik ceramah agama dan kemasyarakatan di Masjid At-Taawun Pondok Pesantren Manahijussadat. Ujian praktik ceramah tersebut merupakan syarat kelulusan pondok yang harus ditunaikan para santri tingkat akhir.
Sebelum melaksanakan praktik ceramah, terlebih dahulu para santri membuat materi/naskah sebanyak 13 judul khutbah yaitu tentang Tahun Baru Islam, Isra Mi’raj, Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul Adha, Pernikahan, Walimatul khitan, Walimatul Safar, Walimatul Hilm,  Aqiqah, Nuzulul Quran, Lailatul Qodr, dan Khutbah Shubuh.
Pembimbing kelas 6 Ustadz Hasan Asyari, S.Pd.I, M.Pd mengatakan ujian praktik ceramah ini penting untuk membangun kemampuan santri dalam menyampaikan materi dakwah, sehingga melalui ujian praktik ceramah para santri dapat menyampaikan ceramah dengan cara terbaik, mulai dari muqaddimah ceramah, penyajian isi ceramah sampai dengan penutupnya.
“Penilaian terhadap ujian praktik ceramah ini meliputi teks (materi khutbah), intonasi, kefasihan, ekspresi dan adab berceramah,” katanya saat ditanya variable penilaian ujian praktek ceramah, Minggu (7/2/2016).


Peserta ujian Muhammad Ilham mengaku senang dengan ujian praktik ceramah. Menurut dia praktik ceramah sebenarnya sudah biasa dilakukan santri di kegiatan muhadaroh.
“Praktek ceramah sudah terbiasa dilakukan pada kegiatan muhadaroh. Jadi dalam ujian praktik ceramah ini saya tak mendapatkan kesulitan,” katanya. Selain itu Ilham juga mengaku mendapatkan wawasan dan pengalaman berharga dari ujian ceramah yang terdiri dari 13 judul khutbah tersebut.