Sunday, June 19, 2016

Pelatihan Menjadi Guru Terbaik



Pendidikan
Pelatihan Menjadi Guru Terbaik
Ferdinal Lafendri : Melepas Rantai Gajah



Dalam ilmu tarbiyah ada ungkapan popular "Attariqahahammu min al maddah. Al mudarrisuahammu min attariqah. Waruhu al mudarrisuahammu min al mudarrisunafsihi". Artinya metode lebih penting daripada materi/kurikulum. Guru lebih penting daripada metode. Namun, ruh/spirit guru jauh lebih penting daripada guru itu sendiri.

Ungkapan tersebut menunjukkan betapa sprit/ruh guru dalam proses pembelajaran dan pendidikan menjadi pilar utama yang harus dimiliki setiap guru. Siapa pun yang menjadi tenaga pendidik hendaknya jabatan guru bukan sekadar dijadikan profesi tetapi lebih utama ditumbuhkan sebagai panggilan jiwa.
Demikian hal itu disampaikan Trainer Guru Terbaik Ferdinal Lafendri pada acara Pelatihan Bagaimana Menjadi Guru Terbaik (How To Be A Great Teacher)  di Pondok Pesantren Manahijussadat, Cibadak Lebak, Kamis (28/1/2016). Kegiatan tersebut dihadiri Pimpinan Ponpes Manahijussadat KH Sulaiman Effendi, Direktur TMI Ustadz Hasan Asyari dan para guru ponpes Manahijussadat.

Ferdinal mengatakan, kualitas sekolah sejatinya ditentukan oleh kualitas gurunya. Karena kualitas guru yang baik akan melahirkan kualitas peserta didik yang baik pula. “Ada tiga hal penting yang harus dipersiapkan guru. Pertama, peningkatan motivasi. Kedua, kapasitas pengetahuan dan ketiga, keterampilan,” ujarnya
Setiap guru, lanjut Ferdinal, agar mengevaluasiapa yang menjadi kendala atau hambatan dalam dirinya. Praktisi pendidikan jebolan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu menyebut setiap masalah ibarat rantai yang harus dilepas. Bila rantai masalah itu tak segera diatasi akan berdampak seperti kehidupan seekor gajah yang tak bias bergerak bebas dan terjerembab karena terlilit rantai di kakinya.

“Rantai gajah adalah simbol yang secara filosofis memiliki makna, bahwa kita harus bias mengatasi semua persoalan yang menghambat kesuksesan kita sebagai guru,” terang Ferdinal.
Ferdinal menyebutkan ada kiat bagaimana cara menghilangkan rantai gajah tersebut. Pertama tulisalah sebanyak-banyaknya apa yang menjadi penghambat kesuksesan. Misalnya, tidak percaya diri, minder, pemalu, sering terlambat masuk kelas dan sebagainya. Kedua, mintalah bantuan teman untuk menggali apa dampak negative jika tidak mau melepas mata rantai gajah tersebut.

“Sekarang, silakan ustaz dan ustazah untuk menuliskan mata rantai gajah dan secara berpasang-pasangan menanyakan apa yang bakal terjadi jika mata rantai gajah tersebut tidak segera dilepas,” ujarnya.

Sepintas kegiatan ini seperti permainan anak-anak, namun nilai edukasi dan motivasinya sarat makna. Para guru dalam kegiatan tersebut kemudian mempraktekkan apa yang diintruksikan trainer Ferdinal. “Setelah menuliskan rantai gajah, saatnya segera lepas mata rantai gajah yang menjadi penghambat kesuksesan ustaz dan ustazah,” katanya.
Peserta pelatihan, ustadz Yudi Nurhadi mengungkapkan bahwa secara simbolis dirinya telah membuang rantai gajah  yang sudah membelenggunya ketempat sampah. “Saya langsung maju kedepan dan membuang tulisan saya yang berisi mata rantai gajah saya.  Itu menandakan bahwa saya benar-benar sudah melepas kebiasaan saya yang buruk yaitu selalu menyia-nyiakan waktu. Mengakhir-akhirkan pekerjaan dan menyia-nyiakan waktu adalah rantai gajah yang selalu membelenggu saya,” ucapnya.(*/yudi)


 Ustadz dan ustadzah sedang mengikuti training Pelatihan  Guru Terbaik bersama Motivator Ferdinal Lafendry di Masjid Ar-Arahman Kamis (28/1/2016).

No comments:

Post a Comment