(Drs. KH. Sulaiman Effendi, M.Pd.I)
Pengasuh Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang
Kehidupan di dalam pondok dijiwai oleh keikhlasan
yang merupakan faktor yang
sangat penting untuk kehidupan bahkan perkembangan pondok dari tahun ke tahun.
Keikhlasan
tidak hanya diucapkan dalam nasihat atau doktrin setiap hari, akan tetapi
tercermin dalam bermacam-macam aktifitas sehari-hari.
Ikhlas
berarti tidak mengharapkan keuntungan duniawi dan materi, tapi berbuat didasari
oleh dorongan hati nurani karena mengharap ridho Allah semata. Semua aktifitas
di pondok harus didasari oleh keikhlasan yang mendalam.
Kyai
ikhlas dalam mengasuh santri, mengatur roda kehidupan pondok, semua guru ikhlas
dalam membimbing, mengajar dan membina santri tanpa ada batas waktu dan tanpa
ada hitung-hitungan jam. Semua dilakukan karena didasari oleh sebuah tanggung
jawab untuk memajukan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan santri.
Jiwa
ini laksana nyawa yang menghidupkan segala aktifitas pondok termasuk aktifitas
santri dan wali murid. Aktifitas santri dari bangun tidur pukul 4.00 sampai
tidur kembali pukul 22.00 malam merupakan kegiatan yang sangat padat, dari
kegiatan belajar, olahraga dan beribadah semua berjalan dengan baik walau masih
ada kelemahan yang mesti diperbaiki di sana sini. Semuanya berjalan dengan baik
sehingga banyak tamu yang bertanya, “Bagaimana semua kegiatan yang begitu padat
ini bisa dikendalikan?”. Jawabnya, karena semua pihak mempunyai rasa tanggung
jawab untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing yang didasari
rasa tanggung jawab yang tinggi.
Kalaulah
semua aktifitas yang berjalan dari kepanitian ujian, milad, hari besar Islam,
khutbatul arsy dan lain-lain mesti dianggarkan sungguh sangat besar pondok
menyiapkan dana untuk kelancaran kegiatan tersebut, patuh kita bersyukur kepada
Allah karena pondok selama ini tidak pernah menganggarkan kegiatan kepanitiaan
tersebut. Semua berjalan dengan baik walaupun dengan biaya yang minim.
Jiwa
keikhlasan inilah yang membuat pondok ini bisa hidup, berkembang dan maju dari
tahun ke tahun. Jiwa ini pulalah yang selalu ditanamkan kepada semua dewan
guru, pengurus OPPM dan semua santri agar menjadi penggerak dan motivator dalam
segala aktifitas kehidupan yang lebih luas.
Keuntungan
materi tidak boleh dijadikan target dan tujuan dalam setiap kegiatan, karena
Allah dan Rasul-Nya tidak pernah memerintahkan demikian. Perintah yang ada adalah agar kita
bekerja, berbuat secara maksimal sesuai dengan tugas dan kemampuan kita. Karya
kita yang baik pasti akan dilihat dan dinilai oleh orang lain, lebih dari itu apa
yang kita kerjakan pasti akan mendapat penghargaan bila didasari dengan
keikhlasan yang mendalam, tapi harus tetap diingat bahwa penghargaan itu bukan
tujuan dari sebuah pekerjaan, tapi itu adalah sebuah bonus dari karya kita yang
baik.
Sebagaimana
firman Allah SWT yang artinya : ”Dan
katakan (hai Muhammad) bekerjalah kamu sekalian, niscaya Allah dan Rasul-Nya
akan memudahkan kalian dan orang-orang yang beriman.
Bukankah
Allah memerintahkan kita untuk selalu mengikuti orang-orang yang tidak
mengharapkan upah dan apa yang dia lakukan karena dia itulah orang yang
mendapatkan hidayah Alah SWT.
Maka
barang siapa yang menjadikan keikhlasan sebagai jiwa yang menggerakkan segala
aktifitas kehidupannya, dia akan mendapatkan keberhasilan yang hakiki dalam hidupnya
yaitu kebahagiaan di dunia yang berupa kenyamanan dan ketentraman jiwa, dan
insya Allah akan mendapatkan pula kebahagiaan akhirat yaitu memperoleh surga
Allah SWT. Amiin. (bersambung).
No comments:
Post a Comment