Sunday, March 27, 2016

Panca Jiwa Pondok

Panca Jiwa Pondok (Jiwa ke-1 Keikhlasan)
(Drs. KH. Sulaiman Effendi, M.Pd.I) 
Pengasuh Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Serdang


Kehidupan di dalam pondok dijiwai oleh keikhlasan yang merupakan faktor yang sangat penting untuk kehidupan bahkan perkembangan pondok dari tahun ke tahun.

          Keikhlasan tidak hanya diucapkan dalam nasihat atau doktrin setiap hari, akan tetapi tercermin dalam bermacam-macam aktifitas sehari-hari. 



 
          Ikhlas berarti tidak mengharapkan keuntungan duniawi dan materi, tapi berbuat didasari oleh dorongan hati nurani karena mengharap ridho Allah semata. Semua aktifitas di pondok harus didasari oleh keikhlasan yang mendalam.
          Kyai ikhlas dalam mengasuh santri, mengatur roda kehidupan pondok, semua guru ikhlas dalam membimbing, mengajar dan membina santri tanpa ada batas waktu dan tanpa ada hitung-hitungan jam. Semua dilakukan karena didasari oleh sebuah tanggung jawab untuk memajukan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan santri.
          



        Jiwa ini laksana nyawa yang menghidupkan segala aktifitas pondok termasuk aktifitas santri dan wali murid. Aktifitas santri dari bangun tidur pukul 4.00 sampai tidur kembali pukul 22.00 malam merupakan kegiatan yang sangat padat, dari kegiatan belajar, olahraga dan beribadah semua berjalan dengan baik walau masih ada kelemahan yang mesti diperbaiki di sana sini. Semuanya berjalan dengan baik sehingga banyak tamu yang bertanya, “Bagaimana semua kegiatan yang begitu padat ini bisa dikendalikan?”. Jawabnya, karena semua pihak mempunyai rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing yang didasari rasa tanggung jawab yang tinggi.
          Kalaulah semua aktifitas yang berjalan dari kepanitian ujian, milad, hari besar Islam, khutbatul arsy dan lain-lain mesti dianggarkan sungguh sangat besar pondok menyiapkan dana untuk kelancaran kegiatan tersebut, patuh kita bersyukur kepada Allah karena pondok selama ini tidak pernah menganggarkan kegiatan kepanitiaan tersebut. Semua berjalan dengan baik walaupun dengan biaya yang minim. 



           Jiwa keikhlasan inilah yang membuat pondok ini bisa hidup, berkembang dan maju dari tahun ke tahun. Jiwa ini pulalah yang selalu ditanamkan kepada semua dewan guru, pengurus OPPM dan semua santri agar menjadi penggerak dan motivator dalam segala aktifitas kehidupan yang lebih luas.
          Keuntungan materi tidak boleh dijadikan target dan tujuan dalam setiap kegiatan, karena Allah dan Rasul-Nya tidak pernah memerintahkan demikian. Perintah yang ada adalah agar kita bekerja, berbuat secara maksimal sesuai dengan tugas dan kemampuan kita. Karya kita yang baik pasti akan dilihat dan dinilai oleh orang lain, lebih dari itu apa yang kita kerjakan pasti akan mendapat penghargaan bila didasari dengan keikhlasan yang mendalam, tapi harus tetap diingat bahwa penghargaan itu bukan tujuan dari sebuah pekerjaan, tapi itu adalah sebuah bonus dari karya kita yang baik.
          Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : ”Dan katakan (hai Muhammad) bekerjalah kamu sekalian, niscaya Allah dan Rasul-Nya akan memudahkan kalian dan orang-orang yang beriman.
          Bukankah Allah memerintahkan kita untuk selalu mengikuti orang-orang yang tidak mengharapkan upah dan apa yang dia lakukan karena dia itulah orang yang mendapatkan hidayah Alah SWT.
          Maka barang siapa yang menjadikan keikhlasan sebagai jiwa yang menggerakkan segala aktifitas kehidupannya, dia akan mendapatkan keberhasilan yang hakiki dalam hidupnya yaitu kebahagiaan di dunia yang berupa kenyamanan dan ketentraman jiwa, dan insya Allah akan mendapatkan pula kebahagiaan akhirat yaitu memperoleh surga Allah SWT. Amiin. (bersambung).
 


No comments:

Post a Comment