Program Tahfidhul Qur’an
Cetak Santri GAUL
(Generasi Alim Ulama)
“Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya” (HR. Bukhori).
Hadits tersebut menjadi sebuah
motivasi besar dan pondasi awal berdirinya program Tahfidzul Qur’an di Pontren
Manahijussadat. Sebagaimana harapan Pimpinan Pondok, Drs. K.H. Sulaiman Effendy
M.Pd.I mengatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya Program Tahfidzul Qur’an
adalah guna mencetak santri yang cinta Al-Qur’an, berjiwa Qur’ani, dan dapat
mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Allah S.w.t pun berjanji di dalam Al-Qur’an, bahwa
Al-Qur’an akan selalu dijaga selamanya.
Dan siapa lagi yang menjaga Al-Qur’an jika bukan kita sebagai Umat Islam yang
sudah digariskan menjadi umat terbaik sepanjang zaman.“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya” (Qs. Al-Hijr : 9).
Motivasi
Sang Guru
Tiada
kesuksesan besar tanpa do’a dan motivasi dari Guru, apapun cita-cita yang
dimiliki seseorang, Do’a guru sangatlah penting demi mewujudkan harapan masa
depan. Termasuk dalam hal menghafal Al-Qur’an. Perhatikanlah kisah Abu Hurairah
yang mengeluh kepada Nabi Muhammad S.A.W. tentang lemahnya menghafal ilmu
pengetahuan. Dengan Do’a Sang Guru yaitu Rasulullah sendiri, Abu Hurairah mampu
menghafal Hadits yang selalu diucapkan oleh Rasul. Bahkan satu kali mendengar
Hadits, ia langsung hafal dengan baik.
Atau
Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel saat berusia 24 tahun, salah
satu keberhasilannya adalah do’a dan motivasi Gurunya. Begitu juga dengan para pembimbing
Tahfidzul Qur’an di Pontren Manahijussadat, yaitu Ustadz Yusuf Ma’zumi dan
Ustadz Ahmad Zakiyudin yang selalu menanamkan motivasi KH. Abdullah Ahmad Zaini
Lc.Q, seorang Guru Besar Tahfidzul Qur’an dari MTA Al-Amien Madura.
Yang
selalu beliau ungkapkan adalah Nasehat para Ulama yang mengatakan bahwa “Al-Qur’an
menyertai kehidupan kita yang selalu berulang-ulang”. Beliau juga mengatakan,
“jangan sekai-kali bilang tidak mampu Menghafal Al-Qur’an, kalau setiap hari
yang kamu kerjakan hanya TIDUR, NGOBROL, MALAS, tanpa berusaha sedikitpun”.
Kemudian
Beliau juga menambahkan, Seorang penghafal Al-Qur’an harus bersandar pada
Alquran surat An-Najm ayat 39-41, “dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak
akan diperlihatkan (kepadanya), Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna”.
Sekilas
Program Tahfidzul Qur’an Pontren Manahijussadat
Tidak
semua santri di Pondok Modern Manahijussadat terseleksi masuk dalam Program
Tahfidzul Qur’an, begitupun tidak semua Anggota Tahfidz yang mampu bertahan
lama mengikuti Programnya, hal ini membuktikan bahwa dalam menghafal Al-Qur’an
dibutuhkan kesungguhan, tekad yang tinggi, serta niat yang tulus dari hati
demi menjaga kemurnian Al-Qur’an.
Seleksi pun diadakan dengan ketat, dibutuhkan santri yang mampu membaca
Al-Qur’an dengan baik dan disiplin yang tinggi mengikuti aturan di dalamnya.
Waktu
Tasmi’ (setoran hafalan)
Waktu
setoran hafalan santri sama halnya seperti program tahfidz pada umumnya yaitu
Ba’da Shubuh hingga pukul 06 : 30 pagi untuk menambah hafalan, dan Ba’da
Maghrib hingga menjelang Isya untuk muroja’ah (mengulang) hafalan. Untuk
anggota Tahfidz Putri waktu hafalan ditambah dengan waktu Ashar, karena
terkendala dengan haid yang tidak lain penambahan waktu tersebut untuk
mengimbangi hasil hafalan dengan target yang sudah ditentukan. Hingga saat ini santri yang mengikuti Program Tahfidzul Qur’an
berjumlah 64 orang, 46 santriwati dan 18 santri putra.
Target minimal Ziyadah (menambah
hafalan) satu hari adalah setengah
halaman, target maksimalnya sesuai dengan kemampuan masing-masing santri. Al-Qur’an
yang dipakai harus berukuran di dalamnya 1 juz berisi 20 halaman atau 10
lembar, agar santri mudah mengingat hafalan dan mengetahui letak ayat yang
dihafal. Dengan demikian akan memudahkan proses muroja’ah hafalan, dengan
pembagian 1 juz dibagi 4 kali setoran. Dengan 1 kali setoran muroja’ah harus 5
halaman.
Kendala menghafal Al-Qur’an
sangatlah banyak, seperti mengantuk, ngobrol, sakit, kesibukan-kesibukan
menghafal pelajaran pondok, masalah internal peserta didik dan sebagainya.
Karena mereka juga masih remaja, tentu mempunyai karakter yang labil dan belum
bisa sepenuhnya fokus pada hafalan. Akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan
Para Pembimbing Tahfidzul Qur’an agar mereka tetap pada tujuan menghafal 30
Juz.
K.H Ibadillah salah seorang Kyai Hafidz
PP.Al-Arafat Cirebon, setelah diwawancarai Sabrina mengatakan bahwa kendala
menghafal Al-Qur’an sebenarnya adalah rasa malas dan kurangnya rasa cinta
terhadap Al-Qur’an. Karena apa pun kendalanya, jikalau rasa malas sudah bisa
diatasi dan rasa cinta terhadap Al-Qur’an sangat tinggi maka semua kendala
menghafal dapat diatasi dengan baik.
Manfaat menghafal Al-Qur’an
Sangat banyak sekali manfaat yang
didapat dari menghafal Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah wahyu yang mengandung
Mu’jizat, maka kita sebagai Umat Nabi Muhammad S.A.W pun merasakan Mu’jizatnya
selagi masih berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnahnya. Al-Qur’an akan
menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafalnya, dari Abi Umamah r.a, ia berkata,
“Aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda, “Bacalah olehmu Al-Qur’an,
sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at bagi para pembacanya
(penghafalnya),” (HR. Muslim).
Nabi S.a.w. memberikan amanat kepada
para Hafidz dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah
ia berkata, “telah mengutus Rasulullah S.a.w. sebuah delegasi yang banyak
jumlahnya, kemudian Rasul menguji hafalan mereka, kemudian satu persatu disuruh
membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada sahabat yang paling muda
usianya, beliau bertanya, “surat apa yang kau hafal? Ia menjawab, “Aku hafal
surat ini, surat ini, dan surat Al-Baqarah. “benarkah kamu hafal surat
Al-Baqarah?”. Sahabat menjawab“Benar”. Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin
delegasi”. (H.R. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
Nikmat mampu menghafal Al-Qur’an
sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barang
siapa yang mambaca (hafal) Al-Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki
derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya.” (H.R. Hakim).
Bagaimana Manfaat
menghafal Al-Qur’an yang dirasakan oleh para santri. Berikut testimoni para
anggota tahfidhul qur’an yang berhasil dihimpun Sabrina.
Kartika Aprillia (Santriwati
kelahiran Bogor 21 April 1997 mampu
menghafal 10 Juz dalam 1 tahun.)
Saya senang bisa
menjadi bagian dari orang-orang Penghafal Al-Qur’an dan saya bisa lebih
mengenal arti kesabaran, ketekunan dan perjuangan dalam hidup. Karena Orang
yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, akan tetapi dilalui dengan
tantangan dan air mata.
Nura Ismi Laili
(Santriwati kelas 3 Ext asal Bogor, hafal 8 Juz).
Menghafal Al-Qur’an
tidak akan merugikan diri sendiri, dengannya kita akan memberikan mahkota atau
jubah kemuliaan kepada orang tua kita kelak disaat semua orang banyak
mengharapkannya, jika takut masalah tidak bisa menghafal tenang aja, karena
Allah sudah berjanji akan memudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari termasuk
juga untuk dihafal.
Annisa Maharani (kelas
2 A asal Pandeglang, hafal 3,5 Juz).
Menghafal Al-Qur’an
adalah hal yang menyenangkan, dengannya kita dapat menambah pengetahuan dan
memberikan ketenangann jiwa dan hati. Menghafal Qur’an membutuhkan kesabaran
dan kesungguhan, rasa jenuh harus dilawan dengan penuh kesabaran. Disaat saya
berpikir bagaimana cara membahagiakan kedua orang tua, yang saya lakukan adalah
saya harus lebih giat dan semangat untuk menghafal Al-Qur’an.
Ade Setiawan, (Kelas 5 asal Cilegon, hafal 5 Juz).
Dengan menghafal Al-Qur’an saya
meyakini bahwa, seluruh kegiatan yang saya jalani di Pondok menjadi berkah, dan
Al-Qur’an telah menjadi petunjuk kepada jalan yang benar. Jadikanlah Al-Qur’an
sebagai awal dari segala aktivitas kita, jangan letakkan Al-Qur’an pada
pekerjaan kita yang paling akhir, sehingga Al-Qur’an hanya mendapatkan tenaga
sisa dari aktivitas sebelumnya yang melelahkan. (*/Mzm)
Santri Pondok Pesantren Modern Manahijussadat sedang menghafal Al-Qur'an
No comments:
Post a Comment