Mengungkapkan
Diri Siapa Takut?
Oleh
Pepi Nuroniah
Peserta didik untuk mengoptimalkan bakatnya membutuhkan kecakapan dalam
bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungan yang ada disekitarnya. Hal
tersebut dimulai dari bagaimana mengenal dan menerima keadaan dirinya sendiri.
Baik kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki. Untuk membantu pengenalan diri
dan menerima diri agar mampu bersosialisasi serta mengetahui mimpi yang ingin
diraih, diawali dengan pengungkapan diri pada orang-orang di sekitarnya.
Penelitian yang dilakukan Handayani dkk (1998) menyatakan, bahwa pengungkapan diri disamping membantu individu untuk mengenali
dirinya sendiri juga sekaligus membimbing ke arah tujuan hidup yaitu “saya” ingin menjadi siapa, meningkatkan harga diri dan mampu menerima diri.
Ketika peserta didik yang tidak
mampu mengungkapkan tentang dirinya, seperti apa yang diinginkannya, apa yang
membuatnya cemas, bahagia, disukai dan tidak disukai pada teman, guru dan orangtua
akan membuat peserta didik kesulitan dalam membangun hubungan yang akrab. Hal
tersebut dapat menjadikan peserta didik terasing dari lingkungannya sendiri, sedangkan
dalam meraih masa depan dan berkarier, juga dibutuhkan keterampilan sosial yang
salah satunya adalah pengungkapan diri. Sebab, Individu yang memiliki keterampilan sosial rendah mengakibatkan masalah-masalah sosial yang akan menjadi problem dalam kehidupan (Sugiyatno, 2009).
Khusunya
peserta didik khususnya santri tingkat akhir. Masa yang dianggap penting dalam
menentukan langkah-langkah yang dipilihnya untuk masa depan. Pemilihan langkah,
baik yang berkaitan dengan peminatan, organisasi, dan hobi yang dimilikinya
membutuhkan masukan serta pendapat dari orang lain. Hubungan yang baik dengan
teman, guru dan orangtua membantunya mencapai tujuan yang diinginkannya. Persahabatan
yang dibina di Pesantren, organisasi yang diikuti dan prestasi akademik yang
dicapai membentuk karakter peserta didik. Oleh sebab itu pengungkapan diri
menjadi bagian penting agar peserta didik dapat mengunkapkan siapa dirinya dan
mendapatkan umpan balik dari orang-orang di sekitarnya.
Menurut
Jhonson (1981), pengungkapan
diri adalah kemampuan seseorang
dalam mengungkapkan apa yang dirasakan, diinginkan, ide dan pendapatnya yang
berupa informasi tentang dirinya secara akurat kepada orang lain untuk mencapai
hubungan yang akrab. Penelitian
yang juga dilakukan olehnya berkaitan
dengan pengungkapan diri menyatakan bahwa individu yang dapat mengungkapkan
dirinya dengan tepat mampu menyesuaikan
diri, lebih percaya diri, lebih
kompeten, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif, percaya terhadap
orang lain, lebih objektif, dan terbuka. Sebaliknya bagi peserta didik yang
kurang dapat mengungkapkan dirinya terbukti tidak mampu menyesuaikan diri,
kurang percaya diri, timbul perasaan takut, cemas, merasa rendah diri, dan
tertutup. Dengan demikian pengungkpan diri diperlukan bagi kehidupan anak pada
masa remaja, baik untuk berhubungan dengan orang lain maupun untuk mengenali
dirinya sendiri.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya kemampuan pengungkapan diri
penting untuk dikembangkan dalam diri peserta didik. Sebagai salah satu
kemampuan dasar yang dapat menjadikan dirinya berhasil dalam mencapai tujuan
yang ingin dicapai. Oleh sebab itu guru dan orangtua dapat membantu pengungakapan
diri pada peserta didik. Ajaklah mereka berdiskusi dalam hal apapun memiliki
kualitas waktu untuk membangun kelekatan antara peserta didik, Orangtua dan
guru. Kelekatan tersebut dapat menimbulkan kepercayaan pada diri peserta didik
yang diharapkan dirinya sukarela terbuka tentang apa yang diinginkannya.
Mengungkpakan
diri memang tidak mudah, ada keengganan dan kesulitan untuk mengungkapkan apa
yang dirasakan, diinginkan dan diharapakan oleh diri sendiri. Namun peserta
didik dapat memulainya dengan cara mengetahui siapa dirinya, mengenal
perasaan-perasaan dan penyebabnya, menghargai kelebihan dan kelemahannya
sehingga menerima dirinya yang seutuhnya. Ketika peserta didik menerima dirinya
penuh dengan pengharagaan merekapun akan mulai terbuka terhadap orang-orang di sekitarnya.
Sebagai guru dan orangtua yakinkan pada peserta didik jangan takut untuk
mengungkapkan siapa dirinya. Ketika peserta didik mulai mengungkapkan dirinya
hargai dan tanggapi apa-apa yang diungkapkannya.
Orangtua
dan guru pun perlu memberi pemahaman pada peserta didik agar mereka dapat
menerima perbedaan dan keunikan setiap peserta didik lainnya. Agar di
lingkungan yang mereka tempati merasa nyaman dengan hadirnya mereka ditengah-tengah
hubungan sosial. Saling mengungkapkan diri tentang apa yang dirasakan membuka
jalan untuk hubungan yang lebih akrab dan timbul rasa saling percaya di antara
teman. Sehingga masa-masa sekolah menjadi amat menyenangkan yang menjadi bekal
untuk masa depannya kelak.
Penulis Adalah Alumni Pontren Manahijussadat Cibadak Lebak
No comments:
Post a Comment