Sunday, August 13, 2017

DARI ALUMNI

Mengungkapkan Diri Siapa Takut?
Oleh Pepi Nuroniah
Peserta didik untuk mengoptimalkan bakatnya membutuhkan kecakapan dalam bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungan yang ada disekitarnya. Hal tersebut dimulai dari bagaimana mengenal dan menerima keadaan dirinya sendiri. Baik kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki. Untuk membantu pengenalan diri dan menerima diri agar mampu bersosialisasi serta mengetahui mimpi yang ingin diraih, diawali dengan pengungkapan diri pada orang-orang di sekitarnya. Penelitian yang dilakukan Handayani dkk (1998) menyatakan, bahwa pengungkapan diri disamping membantu individu untuk mengenali dirinya sendiri juga sekaligus membimbing ke arah tujuan hidup yaitu sayaingin menjadi siapa, meningkatkan harga diri dan mampu menerima diri.
Ketika peserta didik yang tidak mampu mengungkapkan tentang dirinya, seperti apa yang diinginkannya, apa yang membuatnya cemas, bahagia, disukai dan tidak disukai pada teman, guru dan orangtua akan membuat peserta didik kesulitan dalam membangun hubungan yang akrab. Hal tersebut dapat menjadikan peserta didik terasing dari lingkungannya sendiri, sedangkan dalam meraih masa depan dan berkarier, juga dibutuhkan keterampilan sosial yang salah satunya adalah pengungkapan diri. Sebab, Individu yang memiliki keterampilan sosial rendah mengakibatkan masalah-masalah sosial yang akan menjadi problem dalam kehidupan (Sugiyatno, 2009).
Khusunya peserta didik khususnya santri tingkat akhir. Masa yang dianggap penting dalam menentukan langkah-langkah yang dipilihnya untuk masa depan. Pemilihan langkah, baik yang berkaitan dengan peminatan, organisasi, dan hobi yang dimilikinya membutuhkan masukan serta pendapat dari orang lain. Hubungan yang baik dengan teman, guru dan orangtua membantunya mencapai tujuan yang diinginkannya. Persahabatan yang dibina di Pesantren, organisasi yang diikuti dan prestasi akademik yang dicapai membentuk karakter peserta didik. Oleh sebab itu pengungkapan diri menjadi bagian penting agar peserta didik dapat mengunkapkan siapa dirinya dan mendapatkan umpan balik dari orang-orang di sekitarnya.
Menurut Jhonson (1981), pengungkapan diri adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan apa yang dirasakan, diinginkan, ide dan pendapatnya yang berupa informasi tentang dirinya secara akurat kepada orang lain untuk mencapai hubungan yang akrab. Penelitian yang  juga dilakukan olehnya berkaitan dengan pengungkapan diri menyatakan bahwa individu yang dapat mengungkapkan dirinya dengan tepat  mampu menyesuaikan diri,  lebih percaya diri, lebih kompeten, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif, percaya terhadap orang lain, lebih objektif, dan terbuka. Sebaliknya bagi peserta didik yang kurang dapat mengungkapkan dirinya terbukti tidak mampu menyesuaikan diri, kurang percaya diri, timbul perasaan takut, cemas, merasa rendah diri, dan tertutup. Dengan demikian pengungkpan diri diperlukan bagi kehidupan anak pada masa remaja, baik untuk berhubungan dengan orang lain maupun untuk mengenali dirinya sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya kemampuan pengungkapan diri penting untuk dikembangkan dalam diri peserta didik. Sebagai salah satu kemampuan dasar yang dapat menjadikan dirinya berhasil dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Oleh sebab itu guru dan orangtua dapat membantu pengungakapan diri pada peserta didik. Ajaklah mereka berdiskusi dalam hal apapun memiliki kualitas waktu untuk membangun kelekatan antara peserta didik, Orangtua dan guru. Kelekatan tersebut dapat menimbulkan kepercayaan pada diri peserta didik yang diharapkan dirinya sukarela terbuka tentang apa yang diinginkannya.
Mengungkpakan diri memang tidak mudah, ada keengganan dan kesulitan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, diinginkan dan diharapakan oleh diri sendiri. Namun peserta didik dapat memulainya dengan cara mengetahui siapa dirinya, mengenal perasaan-perasaan dan penyebabnya, menghargai kelebihan dan kelemahannya sehingga menerima dirinya yang seutuhnya. Ketika peserta didik menerima dirinya penuh dengan pengharagaan merekapun akan mulai terbuka terhadap orang-orang di sekitarnya. Sebagai guru dan orangtua yakinkan pada peserta didik jangan takut untuk mengungkapkan siapa dirinya. Ketika peserta didik mulai mengungkapkan dirinya hargai dan tanggapi apa-apa yang diungkapkannya.
Orangtua dan guru pun perlu memberi pemahaman pada peserta didik agar mereka dapat menerima perbedaan dan keunikan setiap peserta didik lainnya. Agar di lingkungan yang mereka tempati merasa nyaman dengan hadirnya mereka ditengah-tengah hubungan sosial. Saling mengungkapkan diri tentang apa yang dirasakan membuka jalan untuk hubungan yang lebih akrab dan timbul rasa saling percaya di antara teman. Sehingga masa-masa sekolah menjadi amat menyenangkan yang menjadi bekal untuk masa depannya kelak.
Penulis Adalah Alumni Pontren Manahijussadat Cibadak Lebak

No comments:

Post a Comment