Monday, August 14, 2017

Saatnya Alumni Berkiprah

Saatnya Alumni Berkiprah

Oleh Dedi Setiadi
     Man jadda wajada (Siapa bersungguh-sungguh, dia akan berhasil), Man shobaro zhofira (Siapa bersabar, dia akan beruntung), Man sara ‘ala ad-darbi washala (Siapa berjalan pada jalannya, dia akan sampai). Inilah beberapa kata mutiara yang masih melekat di benak alumni maupun santri ketika mondok di pesantren, sederhana tapi memiliki makna yang sangat subtansial. Saat itu seluruh santri baru pasti diajarkan tiga kata “sakti” di atas. Dipaksa menghafalkannya beserta artinya. Kala itu, tiga kata sakti ini masih sebatas “hafalan” belaka, belum terasa dan terlihat jelas apa makna dan maksud tujuannya. Tapi saat lulus dan menjadi alumni barulah sadar bahwa tiga kata sakti ini adalah bekal spirit dalam menjalani setiap realita berkehidupan.
     Saat menjelang kelulusan santri tingkat akhir, KH Sulaiman Effendi sering kali berceramah memberikan bekal agar para santrinya kelak  selamat dunia dan akhirat dalam menjalani kehidupan di luar lingkungan pesantren.  Pesannya “jadilah manusia yang bermanfaat, amalkan segala ilmu yang telah ditimba selama belajar di pesantren”. Saat itulah kita sadar bahwa kita sudah ada di penghujung masa pendidikan. Apa yang kita alami dalam menjani disiplin selama di Pesantren, apa yang kita pelajari dari kitab-kitab gundul bukan lagi sebatas hafalan yang akan diujikan lisan atau tulisan, tapi merupakan bekal praksis hidup dalam berkiprah di masyarakat dan lingkungan sosialnya.
     Minggu lalu tepatnya pada Ahad, 9 April 2017 Ikatan Keluarga Alumni Manahijussadat (IKAM) mengadakan sebuah acara berkonsep talk show bertema “Inspiring Day”. Dalam acara ini IKAM mengundang beberapa alumni dari berbagai profesi (polisi, dosen, aktivis bahasa, aktivis mahasiswa, dan aktivis lingkungan dan masyarakat). Meraka bercerita akan perjalanan hidup dan kiprahnya di masyarakat saat ini. Sungguh pengalaman dan kisah mereka patut diacungi jempol, apa yang dulu hanya sebatas hafalan, kini sudah terjawantah dalam sebuah laku berkehidupan.
     Memang, inilah yang diharapkan oleh Mudirul Ma’had, agar para santri dan alumni sebisa mungkin mengabil peran di masyarakat dan menjadi insan yang bermanfaat. Selain itu Pimpinan Ponpes Manahijussadat juga berpesan agar alumni terus menjaga dan menjalin tali silaturahim antar sesama alumni pesantren.

     Sejatinya menjadi alumni adalah sesuatu yang membanggakan, ada sekian album dan kenangan yang tak lekang untuk diuraikan selama saat menjadi santri. Kehidupan pertemanan di pesantren merupakan teman seperjuangan “senasib dan sependeritaan”. Selama menuntut ilmu di pesantren, susah-senang dialami bersama, hal inilah kemudian yang membentuk sebuah ikatan emosional yang kuat antar alumni pesantren. Selamat berikiprah!


No comments:

Post a Comment