MENGENAL TOTALITAS ANAK
DIDIK
Oleh Ustadz Hasan
Asyari, S.Pd.I, M.Pd
Bicara pendidikan tidak
lepas dari pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan serta lingkungan
pendidikan. Seorang guru dituntut untuk bijak dalam memandang dan menilai anak
didiknya secara totalitas, karena bicara tentang pendidikan artinya kita bicara
tentang perubahan manusia secara utuh tidak parsial atau sepotong-sepotong.
Kita harus melihat anak didik kita sebagai manusia yang utuh dan siap menerima
perubahan dalam segala aspeknya sehingga kita tidak pesimis melihat anak didik
kita ketika mereka mengalami suatu keterlambatan dalam belajar atau juga
sebaliknya kita tidak perlalu berlebihan melihat anak didik kita ketika mereka
punya suatu kelebihan. Kenyataan yang kita lihat adalah seringnya seseorang
muncul dalam suatu pergolakan hidup yang penuh dengan pertarungan berbagai kompetensi yang dulunya
kalau kita lihat kebelakang mereka
bukanlah siswa teladan ketika masih SD atau di SLTP mereka tetap survive dalam
kancah kehidupan, sebaliknya kita juga pernah melihat seseorang hanya
biasa-biasa aja namun dulunya dia adalah siswa berprestasi dan sering
menyandang peredikat juara. Lalu apa yang sebenarnya terjadi?
Sebelum bicara lebih
lanjut, ada sebuah analogy yang tepat untuk dikiaskan dengan realita penilaian
di lembaga pendidikan atau penilaian di bawah kebijakan pemerintah.
Adalah di hutan
belantara raja hewan sebutlah gajah yang sedang mengadakan sayembara dengan
mata lomba memanjat, terbang dan berenang, pesertanya adalah seekor kucing,
merpati dan bebek. Semua hewan di hutan hadir untuk menyaksikan perlombaan yang
gegap gempita. Ketiga hewan tersebut diwajibkan untuk mengikuti ketiga materi
lomba yang telah ditentukan. Ketika peluit ditiup pada lomba memanjat,
terdengar sorakan yang hiruk-pikuk melihat kucing yang muncul sebagai juara 1,
kucing tersenyum tanda bahagia, sementara bebek telapak kakinya lecet dan
berdarah sementara kemenangan jauh
panggang dari api dan merpati
kebingungan, karena sejak nenek moyangnya tidak ada yang bisa memanjat
dan tetap bebek dan merpati jadi bahan olok-olokan para hewan petonton.
Berikutnya materi lomba
kedua yaitu terbang, ketika peluit ditiup penonton rame berteriak burung
merpati jadi pemenang, sementara bebek tidak mampu terbang apalagi kucing yang
tidak punya sayap, kucing dan bebek jadi cemoohan penonton, kucing mengutuk
dirinya sendiri dan mengutuk gajah yang
menetukan materi lomba.
Lomba terakhir adalah
lomba berenang, begitu peluit ditiup penonton rame bersorak, bebek menjadi
juara sementara kucing pingsan kelelap, bebek dipujipuji, merpaiti dikasihani
dan kucing ditangisi. Kalau begitu peserta yang bodoh atau gajah yang tidak
bijak?
Begitulah potret
kebijakan pendidikan di Negara kita selalu menyamaratakan potensi anak didik
yang sebenarnya mereka memang berbeda. Andaikata ia seekor kucing, jika diajar
berburu tikus, belari meloncat dan memanjat pastilah dia akan jadi kucing yang
unggul dan kucing jangan diajar berenang, kalau materinya berengang ajarilah
bebek, dan merpati ajarilah ia terbang yang cepat, tinggi dan menukik, merpati
pasti jadi burung yang handal.
Anak didik yang sedang
kita hadapi punya potensi yang berbeda, satu ibu dan satu bapak saja pasti
berbeda apalagi yang memang berbeda gen, berbeda latar belakang ekonomi, status
social kedua orangtua, pasti mereka berbeda kecerdasan pada kepala yang
ditumbuhi rambut yang sama hitam.
Menurut Howard Gardner
bahwa manusia mempunyai multi kecerdasan dan pernyataan ini sekaligus bantahan
terhadap pandangan bahwa manusia yang cerdas adalah mereka yang mempunyai IQ
yang tinggi. Menurut Gardner ada delapan kecerdasan pada manusia yaitu:
1. Kecerdasan Linguistik.
Yaitu suatu kemampuan
menggunakan kata-kata secara efektif baik lisan maupun tulisan, kepekaan terhadap bunyi, ma’na
bahasa, fungsi kata dan bahasa.
Ciri-ciri orang yang
mempunyai kecerdasan Linguistik adalah:
1. Suka membaca buku
2. Menyukai pantun,
permainan kata dan serangkaian kata yang sukar diucapkan
3. Menulis dengan
baik dan isi tulisan bagus
4. Suka bercerita panjang
lebar atau menyampaikan lelucon dan kisah-kisah
5. Dapat mengingat
nama, tempat, tanggal atau hal-hal sepele
6. Suka mendengarkan
pernyataan-peryataan lisan, cerita dan mendengar radio
7. Suka game
permainan kata
8. Mengeja kata
dengan tepat
9. Memiliki kosa
kata sejak kecil
2 2. Kecerdasan logika
matematika
Yaitu kemampuan
menggunakan angka dengan baik dan melakuakan penalaran yang benar, kepekaan
mencerna pola-pola nomerik dan mampu menalar alur pikiran yang panjang.
Ciri –ciri orang yang
mempunyai kecerdasan logika matematika adalah:
1. Suka bemaian
catur, atau main strategi lainnya
2. Suka mengerjakan
teka-teki logika atau soal-soal yang sulit
3. Suka membuat
katagori, hierarki atau pola logis lainnya
4. Suka melakuakan
eksprimen selama pelajaran ilmu pasti atau pada waktu luang
5. Banyak berrtanya
tentang cara kerja suatu hal
6. Suka bekerja atau
bermain dengan angka
7. Suka pelajaran
matematika atau pelajaran yang melibatkan angka
8. Menganggap game
matematika dan atau computer adalah hal yang menarik
3 3.Kecerdasan
Spasial
Kemampuan mempersepsi
dunia spasial atau visual secara akurat dan mentraspormasikannya. Orang yang
mempunyai kecerdasan spasial ini cocok sekali bergelut dalam bidang pramuka,
pemandu, decorator interior, arsitek seniman dan tata kota.
Ciri-ciri orang yang
memiliki kecerdasan spasial adalah:
1. Suka melamun
2. Suka kegiatan
seni
3. Pandai menggambar
4. Senang melihat
film
5. Senang
mengerjakan puzzle
6. Lebih mudah
membaca peta, gerafik dan diagram daripada teks
7. Dapat membangun
kontruksi tiga dimensi yang menarik
8. Senang membuat
coret-coretan di buku kerja, kertas atau bahan-bahan lain
4. Kecerdasan kinestetik
jasmani.
Yaitu kemampuan untuk
menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta keterampilan
menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu seperti keterampilan
bertukang, memahat, menari, berakting dalam pentas drama, mekanik, olah raga
dll yang berhubungan dengan gerak fisik.
Orang yang mempunyai
kecdrdasan kinestetik jasmani mempnyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu bergerak
dan tidak betah atau gelisah berdiam lama-lama
2. Menonjol di salah
satu atau lebih di bidang olah raga
3. Mampu
mengekspresikan diri secara dramatis
4. Suka berlari,
atau bermaian yang banyak bergerak
5. Mudah meniru
gerak-gerik orang lain
6. Suka membongkar
pasang barang
7. Suka menyentuh
barang dengan tangan terhadap barang-barang yang baru ditemuainya
8. Suka bermain atau
bekerja dengan tanah liat yang menggunakan sentuhan tangannya
5. Kecerdasan
musical
Yaitu memampuan
menangani bentuk-bentuk music dengan
cara mempersepsi , mengubah dan membedakan titinada. Orang yang mempunyai
kecerdasan musical mepunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Suka bersenandung
tanpa sadar
2. Bersemangat
ketika music dimainkan
3. Mudah mengingat
lagu yang pernah didengar
4. Memiliki suara
yang merdu
5. Peka pada
bunyi-bunyian sekitar
6.
Kecerdasan Interpersonal
Yaitu kemampuan
mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud dan motivasi serta perasaan
orang lain, kemampuan mencerna dan merespon secara tepat kinginan orang lain,
biasanya orang yang mempunyai kecerdasan ini lebih nyaman bekerja di bidang
social, seperti konselor, psikolog, guru, dan biasanya kalau jadi pemimpin
bawahannya merasa nyaman.
Ciri-ciri orang yang
mempunyai kecerdasan interpersonal:
1. Mudah bergaul
2. Menjadi anggota
klub, panitia atau kelompok formal di antara teman sebaya
3. Mempunyai dua atau
lebih teman dekat
4. Memiliki empati yang
baik atau perhatian kepada orang lain
5. Banyak disukai teman
6. Senang menjadi
pemimpin
7. Suka bersosialisasi
dengan teman sebaya
8. Memberi saran kepada
teman yang mempunyai masalah
9. Senang mengajari
anak-anak lain secara formal
7. Kecerdasan Intrapersonal
Yaitu kemampuan
kemampuan mengenal diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut
serta mampu membedakan antara pengetahuan dan emosi serta kelemahan diri.
Ciri-ciri orang yang
mempunyai kecerdasan intrapersonal sebagai berikut:
1. Memiliki perncanaan
diri yang baik
2. Lebih memiliki
bekerja sendiri dari pada bekerjasama dengan orang lain
3. Tidak mengalami
masalah jika ditinggalkan bermain atau belajar sendiri
4. Dapat
mengekspresikan perasaan secara akurat
5. Menunjukkan sikap
mandiri atau kemauan yang keras
6. Memahami kelebihan
dan kekurangan diri sendiri
7. Memiliki gaya hidup
dan gaya belajar dengan irama tersendiri
8. Memiliki hobi dan
minat yang jarang dibicarakan
9. Mampu belajar sejak dari
kegaggalan dan keberhasilan yang pernah dialami
10. Memiliki rasa
penghargaan terhadap diri sendiri
8. Kecerdasan
Naturalis
Yaitu keahlian mengenal
dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar.
Orang yang memiliki
kecerdasan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Senang menanam
dan merawat pohon
2. Suka memelihara
hewan, menanam bunga untuk dipamerkan kepada teman dan orang sekitar.
3. Dapat mengerjakan
dengan baik tugas-tugas yang bersinggungan dengan system kehidupan
4. Berbicara banyak
tentang binatang kesayangan atau lokasi-lokasi alam favorit sesame teman di
kelas atau lingkungan
5. Suka karya wisata
di alam, kebun atau museum purbakala
6. Peka pada
bentuk-bentuk alam, memperhatikan gunung, awan, pemandangan, ombak.
7. Suka bermain
dekat akuariun, taman dan kandang hewan.
8. Suka melakukan
proyek yang berhubungan dengan alam, misalnya mengamati burung, pohon,
mengumpulkan serangga atau kupu-kupu, mempelajari pohon atau memelihara ayam
atau burung dan ungas lainnya
Demikianlah Allah
memberikan bermacam-macam kecerdasan pada makhlukNya yang bernama manusia dan
kecerdasan ini tidak diberikan kepada
makhluk lain.
Sehingga kita dapat
melihat anak-anak kita dengan bijak sebagai makhluk yang memang sama jenisnya
namun berbeda dia punya kecerdasan. Tiap anak mungkin mempunya tiga kecerdasan atau lebih. Si A pintar berhitung dan main
music, namun tidak bisa berpidato, kurang bisa bergaul dan suka menyendiri,
sebagian orang atau guru menilai Si A adalah anak yang tidak pintar karna gugup
dan gemeter ketika memberikan kata sambutan di depan orang banyak, si A egois
karna suka menyendiri dan temannya tidak ada yang suka padanya dan kita lupa
kalau si A yang pernah mengharumkan nama sekolah ketika juara melukis dan
berhitung. Seharusnya kita menilai si A pada kemampuannya yang hebat berhitung
dan menggambar tidak pada bepidato.
Demikian juga si B yang
pandai berenang, pidato, mengarang dan telaten merawat ternak namun si B sangat
lemah berhitung, tidak bisa main musik, seharusnya kita menilai si B dan
memujinya karena pintar berenang, pintar pidato, pintar mengarang dan telaten
merawat ternak tanpa harus membicarakan si B bodoh karena nilai matematikanya
4, nilai keseniannya 4,5.
Antara si A dan Si B
adalah dua anak yang pintar di bidangnya masing-masing dan sebaliknya si A dan
si B adalah anak yang lemah yang bukan pada bidangnya, seperti kucing pintar
memanjat namun tidak dapat terbang dan berenang, merpati pintar terbang namun
tidak bisa berenang dan memanjat dan bebek pintar berenang namun tidak bisa
terbang dan memanjat.
Semua anak didik di
hadapan kita adalah makhluk Allah yang sejak lahir telah dibekali Allah dengan
berbagai kecerdasan untuk mengisi bumi Allah yang mengandung berbagai potensi
alam untuk mengelolahnya. Firman Allah ketika awal penciptaan manusia adalah
untuk memimpin bumi ini yang di dalamnya berbagai fenomena alam dan berbagai
kekayaan.
Sebagian kebijakan
pendidikan di Negara kita ini masih tetap mempertahankan system penilaian yang
non totalitas, masih berkisar pada logika matematika dan linguistik dan mengabaikan
kecerdasan yang lain, sehingga muncul instilah anak yang pintar dan anak yang
bodoh, sebenarnya mereka itu bukan anak yang pintar dan yang bodoh, yang ada
hanyalah perbedaan kecerdasan. Wallahu A’lam.
No comments:
Post a Comment