Tuesday, August 22, 2017

MENGENAL TOTALITAS ANAK DIDIK

MENGENAL TOTALITAS ANAK DIDIK
Oleh Ustadz Hasan Asyari, S.Pd.I, M.Pd

Bicara pendidikan tidak lepas dari pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan serta lingkungan pendidikan. Seorang guru dituntut untuk bijak dalam memandang dan menilai anak didiknya secara totalitas, karena bicara tentang pendidikan artinya kita bicara tentang perubahan manusia secara utuh tidak parsial atau sepotong-sepotong. Kita harus melihat anak didik kita sebagai manusia yang utuh dan siap menerima perubahan dalam segala aspeknya sehingga kita tidak pesimis melihat anak didik kita ketika mereka mengalami suatu keterlambatan dalam belajar atau juga sebaliknya kita tidak perlalu berlebihan melihat anak didik kita ketika mereka punya suatu kelebihan. Kenyataan yang kita lihat adalah seringnya seseorang muncul dalam suatu pergolakan hidup yang penuh dengan  pertarungan berbagai kompetensi yang dulunya kalau kita  lihat kebelakang mereka bukanlah siswa teladan ketika masih SD atau di SLTP mereka tetap survive dalam kancah kehidupan, sebaliknya kita juga pernah melihat seseorang hanya biasa-biasa aja namun dulunya dia adalah siswa berprestasi dan sering menyandang peredikat juara. Lalu apa yang sebenarnya terjadi?
Sebelum bicara lebih lanjut, ada sebuah analogy yang tepat untuk dikiaskan dengan realita penilaian di lembaga pendidikan atau penilaian di bawah kebijakan pemerintah.
Adalah di hutan belantara raja hewan sebutlah gajah yang sedang mengadakan sayembara dengan mata lomba memanjat, terbang dan berenang, pesertanya adalah seekor kucing, merpati dan bebek. Semua hewan di hutan hadir untuk menyaksikan perlombaan yang gegap gempita. Ketiga hewan tersebut diwajibkan untuk mengikuti ketiga materi lomba yang telah ditentukan. Ketika peluit ditiup pada lomba memanjat, terdengar sorakan yang hiruk-pikuk melihat kucing yang muncul sebagai juara 1, kucing tersenyum tanda bahagia, sementara bebek telapak kakinya lecet dan berdarah  sementara kemenangan jauh panggang dari api dan merpati  kebingungan, karena sejak nenek moyangnya tidak ada yang bisa memanjat dan tetap bebek dan merpati jadi bahan olok-olokan para hewan petonton.
Berikutnya materi lomba kedua yaitu terbang, ketika peluit ditiup penonton rame berteriak burung merpati jadi pemenang, sementara bebek tidak mampu terbang apalagi kucing yang tidak punya sayap, kucing dan bebek jadi cemoohan penonton, kucing mengutuk dirinya sendiri dan mengutuk gajah  yang menetukan materi lomba.
Lomba terakhir adalah lomba berenang, begitu peluit ditiup penonton rame bersorak, bebek menjadi juara sementara kucing pingsan kelelap, bebek dipujipuji, merpaiti dikasihani dan kucing ditangisi. Kalau begitu peserta yang bodoh atau gajah yang tidak bijak?
Begitulah potret kebijakan pendidikan di Negara kita selalu menyamaratakan potensi anak didik yang sebenarnya mereka memang berbeda. Andaikata ia seekor kucing, jika diajar berburu tikus, belari meloncat dan memanjat pastilah dia akan jadi kucing yang unggul dan kucing jangan diajar berenang, kalau materinya berengang ajarilah bebek, dan merpati ajarilah ia terbang yang cepat, tinggi dan menukik, merpati pasti jadi burung yang handal.

Anak didik yang sedang kita hadapi punya potensi yang berbeda, satu ibu dan satu bapak saja pasti berbeda apalagi yang memang berbeda gen, berbeda latar belakang ekonomi, status social kedua orangtua, pasti mereka berbeda kecerdasan pada kepala yang ditumbuhi rambut yang sama hitam.
Menurut Howard Gardner bahwa manusia mempunyai multi kecerdasan dan pernyataan ini sekaligus bantahan terhadap pandangan bahwa manusia yang cerdas adalah mereka yang mempunyai IQ yang tinggi. Menurut Gardner ada delapan kecerdasan pada manusia yaitu:
1. Kecerdasan  Linguistik.
Yaitu suatu kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif baik lisan maupun  tulisan, kepekaan terhadap bunyi, ma’na bahasa, fungsi kata dan bahasa.
Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan Linguistik adalah:
1.    Suka membaca buku
2.    Menyukai pantun, permainan kata dan serangkaian kata yang sukar diucapkan
3.    Menulis dengan baik dan isi tulisan bagus
4.    Suka bercerita panjang lebar atau menyampaikan lelucon dan kisah-kisah
5.    Dapat mengingat nama, tempat, tanggal atau hal-hal sepele
6.    Suka mendengarkan pernyataan-peryataan lisan, cerita dan mendengar radio
7.    Suka game permainan kata
8.    Mengeja kata dengan tepat
9.    Memiliki kosa kata sejak kecil
10. Berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang sangat verbal

2        2. Kecerdasan logika matematika
Yaitu kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakuakan penalaran yang benar, kepekaan mencerna pola-pola nomerik dan mampu menalar alur  pikiran yang panjang.
Ciri –ciri orang yang mempunyai kecerdasan logika matematika adalah:
1.    Suka bemaian catur, atau main strategi lainnya
2.    Suka mengerjakan teka-teki logika atau soal-soal yang sulit
3.    Suka membuat katagori, hierarki atau pola logis lainnya
4.    Suka melakuakan eksprimen selama pelajaran ilmu pasti atau pada waktu luang
5.    Banyak berrtanya tentang cara kerja suatu hal
6.    Suka bekerja atau bermain dengan angka
7.    Suka pelajaran matematika atau pelajaran yang melibatkan angka
8.    Menganggap game matematika dan atau computer adalah hal yang menarik  
3        3.Kecerdasan Spasial
Kemampuan mempersepsi dunia spasial atau visual secara akurat dan mentraspormasikannya. Orang yang mempunyai kecerdasan spasial ini cocok sekali bergelut dalam bidang pramuka, pemandu, decorator interior, arsitek seniman dan tata kota.
Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah:
1.    Suka melamun
2.    Suka kegiatan seni
3.    Pandai menggambar
4.    Senang melihat film
5.    Senang mengerjakan puzzle
6.    Lebih mudah membaca peta, gerafik dan diagram daripada teks
7.    Dapat membangun kontruksi tiga dimensi yang menarik
8.    Senang membuat coret-coretan di buku kerja, kertas atau bahan-bahan lain
           4. Kecerdasan kinestetik jasmani.
Yaitu kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu seperti keterampilan bertukang, memahat, menari, berakting dalam pentas drama, mekanik, olah raga dll yang berhubungan dengan gerak fisik.
Orang yang mempunyai kecdrdasan kinestetik jasmani mempnyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Selalu bergerak dan tidak betah atau gelisah berdiam lama-lama
2.    Menonjol di salah satu atau lebih di bidang olah raga
3.    Mampu mengekspresikan diri secara dramatis
4.    Suka berlari, atau bermaian yang banyak bergerak
5.    Mudah meniru gerak-gerik orang lain
6.    Suka membongkar pasang barang
7.    Suka menyentuh barang dengan tangan terhadap barang-barang yang baru ditemuainya
8.    Suka bermain atau bekerja dengan tanah liat yang menggunakan sentuhan tangannya
5. Kecerdasan musical
Yaitu memampuan menangani  bentuk-bentuk music dengan cara mempersepsi , mengubah dan membedakan titinada. Orang yang mempunyai kecerdasan musical mepunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Suka bersenandung tanpa sadar
2.    Bersemangat ketika music dimainkan
3.    Mudah mengingat lagu yang pernah didengar
4.    Memiliki suara yang merdu
5.    Peka pada bunyi-bunyian sekitar
    6. Kecerdasan  Interpersonal
Yaitu kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud dan motivasi serta perasaan orang lain, kemampuan mencerna dan merespon secara tepat kinginan orang lain, biasanya orang yang mempunyai kecerdasan ini lebih nyaman bekerja di bidang social, seperti konselor, psikolog, guru, dan biasanya kalau jadi pemimpin bawahannya merasa nyaman.
Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal:
1. Mudah  bergaul
2. Menjadi anggota klub, panitia atau kelompok formal di antara teman sebaya
3. Mempunyai dua atau lebih teman dekat
4. Memiliki empati yang baik atau perhatian kepada orang lain
5. Banyak disukai teman
6. Senang menjadi pemimpin
7. Suka bersosialisasi dengan teman sebaya
8. Memberi saran kepada teman yang mempunyai masalah
9. Senang mengajari anak-anak lain secara formal

7. Kecerdasan Intrapersonal
Yaitu kemampuan kemampuan mengenal diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut serta mampu membedakan antara pengetahuan dan emosi serta kelemahan diri.
Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal sebagai berikut:
1. Memiliki perncanaan diri yang baik
2. Lebih memiliki bekerja sendiri dari pada bekerjasama dengan orang lain
3. Tidak mengalami masalah jika ditinggalkan bermain atau belajar sendiri
4. Dapat mengekspresikan perasaan secara akurat
5. Menunjukkan sikap mandiri atau kemauan yang keras
6. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
7. Memiliki gaya hidup dan gaya belajar dengan irama tersendiri
8. Memiliki hobi dan minat yang jarang dibicarakan
9. Mampu belajar sejak dari kegaggalan dan keberhasilan yang pernah dialami
10. Memiliki rasa penghargaan terhadap diri sendiri
 8. Kecerdasan Naturalis
Yaitu keahlian mengenal dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar.
Orang yang memiliki kecerdasan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Senang menanam dan merawat pohon
2.    Suka memelihara hewan, menanam bunga untuk dipamerkan kepada teman dan orang sekitar.
3.    Dapat mengerjakan dengan baik tugas-tugas yang bersinggungan dengan system kehidupan
4.    Berbicara banyak tentang binatang kesayangan atau lokasi-lokasi alam favorit sesame teman di kelas atau lingkungan
5.    Suka karya wisata di alam, kebun atau museum purbakala
6.    Peka pada bentuk-bentuk alam, memperhatikan gunung, awan, pemandangan, ombak.
7.    Suka bermain dekat akuariun, taman dan kandang hewan.
8.    Suka melakukan proyek yang berhubungan dengan alam, misalnya mengamati burung, pohon, mengumpulkan serangga atau kupu-kupu, mempelajari pohon atau memelihara ayam atau burung dan ungas lainnya

Demikianlah Allah memberikan bermacam-macam kecerdasan pada makhlukNya yang bernama manusia dan kecerdasan ini tidak diberikan kepada  makhluk lain.
Sehingga kita dapat melihat anak-anak kita dengan bijak sebagai makhluk yang memang sama jenisnya namun berbeda dia punya kecerdasan. Tiap anak mungkin  mempunya tiga kecerdasan  atau lebih. Si A pintar berhitung dan main music, namun tidak bisa berpidato, kurang bisa bergaul dan suka menyendiri, sebagian orang atau guru menilai Si A adalah anak yang tidak pintar karna gugup dan gemeter ketika memberikan kata sambutan di depan orang banyak, si A egois karna suka menyendiri dan temannya tidak ada yang suka padanya dan kita lupa kalau si A yang pernah mengharumkan nama sekolah ketika juara melukis dan berhitung. Seharusnya kita menilai si A pada kemampuannya yang hebat berhitung dan menggambar tidak pada bepidato.
Demikian juga si B yang pandai berenang, pidato, mengarang dan telaten merawat ternak namun si B sangat lemah berhitung, tidak bisa main musik, seharusnya kita menilai si B dan memujinya karena pintar berenang, pintar pidato, pintar mengarang dan telaten merawat ternak tanpa harus membicarakan si B bodoh karena nilai matematikanya 4, nilai keseniannya 4,5.
Antara si A dan Si B adalah dua anak yang pintar di bidangnya masing-masing dan sebaliknya si A dan si B adalah anak yang lemah yang bukan pada bidangnya, seperti kucing pintar memanjat namun tidak dapat terbang dan berenang, merpati pintar terbang namun tidak bisa berenang dan memanjat dan bebek pintar berenang namun tidak bisa terbang dan memanjat.
Semua anak didik di hadapan kita adalah makhluk Allah yang sejak lahir telah dibekali Allah dengan berbagai kecerdasan untuk mengisi bumi Allah yang mengandung berbagai potensi alam untuk mengelolahnya. Firman Allah ketika awal penciptaan manusia adalah untuk memimpin bumi ini yang di dalamnya berbagai fenomena alam dan berbagai kekayaan.

Sebagian kebijakan pendidikan di Negara kita ini masih tetap mempertahankan system penilaian yang non totalitas, masih berkisar pada logika matematika dan linguistik dan mengabaikan kecerdasan yang lain, sehingga muncul instilah anak yang pintar dan anak yang bodoh, sebenarnya mereka itu bukan anak yang pintar dan yang bodoh, yang ada hanyalah perbedaan kecerdasan. Wallahu A’lam.

No comments:

Post a Comment